komentar anda

ShoutMix chat widget

7.16.2009

Penutup

Seperti sudah saatnya saya menutup tulisan ini sebab tidak ada topik yang menarik untuk dibahas karena beberapa tulisan di chapter 6 sampai 12 adalah bagian dari pengalaman iman seorang Kruyt sebagai missionaries (zending). Selanjutnya tanpa mencoba masuk ke nilai-nilai ke Kristenan. Pada akhir tulisannya dijelaskan bahwa Papa i Wunte merupakan kepala suku pertama yang dibabtis dan menjadi Kristen serta meninggalkan kepercayaan “kafirnya”. Pengaruh Papa i Wunte kemudian memyebabkan hampir sebagian besar to Pebato menganut kepercayaan baru.


( foto: Komunitas baru dari himpunan suku to Pebato. daerah itu diberinama Kasiguncu)

Seiring besarnya pengaruh Kerajaan Belanda di Napu dan Luwu maka kedua daerah yang merupakan pusat kerajaan suku terkuat di daerah Sulawesi Tengah dapat ditaklukan. Kehidupan to Poso menjadi lebih baik karena mereka tidak lagi menghadapi tekanan yang begitu besar dari kedua kerajaan suku itu sehingga perang antar suku semakin berkurang.
Penulis tidak menutup mata dengan kehadiran Bangsa Belanda di Tana Poso selain untuk memperlebar daerah jajahanya, mereka pula juga menjalankan misi pengkristenan pada suku-suku yang belum mengenal Tuhan Yang Maha Kuasa. Kata pengkristenan yang saya tulis bukan bermaksud menyudutkan pihak manapun Sebab saya sendiri sulit mencari padanan kata yang lebih tepat terhadap salah satu misi yang mereka lakukan di tanah to Poso, dan daerah lain di Indonesia dimana mereka membangun benteng pertahanan dan koloni.
Analisa lain yang saya simpulkan dari tulisan ini adalah
1. keberadaan Zending ditengah-tengah suku pedalaman merupakan sebuah langkah berani pemerintah belanda untuk mempelajari segala sesuatu tentang kebudayaan dan potensi alamnya. Sebab di daerah lainpun tidak sedikit Zending yang dibunuh dalam upaya menelusuri kehidupan masyarakat suku pedalaman yang di isilahkan dengan orang kafir.
2. menurut saya Kruyt seolah olah ingin mengukapkan secara tersirat praktek penjajahan pada suku lain itu tidak baik. ini jelas terlihat dari alur kisah penulisan yang menceritakan bagaimana suku Pebato di tindas oleh suku Napu, (seolah olah mewakili praktek penjajahan oleh negaranya sendiri)

Akhirnya tanpa menutup mata dengan apa yang dilakukan belanda pada negara Indonesia sebelum memerdekaakan diri tahun 1945. Saya rasa tidak ada salahnya kita patut bersukur keberadaan Zending selain melakukan Kristenisasi mereka telah membawa sebuah pengetahuan baru yang sebelumnya tidak kita temukan.
Sebagai joke untuk pembaca yang budiman saya akan bertanya secara pribadi. dapatkah anda bayangkan kehidupan masyarakat Indonesia tanpa campur tangan asing. ya meskipun mereka itu penjajah = = (saya sebenarnya lebih suka yang jajah orang inggris sebab banyak wilayah bekas jajahan inggris lebih maju ketimbang bekas wilayah jajahan belanda. tapi lebih senang lagi kalau Indonesia dulu menjadi kerajaan yang menaklukan dunia dibawah pimpinan si Patih Gaja Madah yang ganteng sekali),
Jujur saja saya sendiri sampai saat ini membayangkan bila kita tidak bersentuhan dengan pihak asing mungkin saja tulisan ini tidak akan pernah ada, serta kita mungkin tidak mengenal apa itu ilmu pengetahuan. Mungkin saja saya sekarang sedang ditengah hutan pedalaman tanah poso. Mengendap-endap dan menanti anda yang mencoba melewati perbatasan wilayah suku kami . xixixi atau sebaliknya ==” .